Postingan

Lalu, selanjutnya?

Aku dalam keadaan terbaik. Tanpa gangguan dari apapun dan siapapun. Bagai air danau yang mengeluarkan siluet karena terbenamnya sang surya. Tenang...tidak sedang senang, tidak sedang bimbang. Hanya ada aku dan pikiranku untuk diriku sendiri. Sedang tidak butuh apapun dan siapapun. Semua berputar sesuai keinginan, cukup...tidak ingin bertambah. Rasanya seperti ingin menari kecil bersama musik yang lembut, tidak dengan siapa-siapa, sendiri cukup. Selanjutanya? Bisakah tetap di sini saja? Tanpa bergerak. Tanpa tumbuhnya tulang. Tanpa banyak tujuan dan tuntutan.

Untuk aku, dariku.

Untukku yang pundaknya harus dipaksa kuat, hai boleh kamu berhenti sebentar. Aku tahu banyak kehilangan yang tak ada jeda di tahun kemarin. Sulit ya? Ingat...tak ada daging yang tumbuh tanpa topangan tulang. Bingung ya ketika kamu kecewa, tapi dipaksa waktu untuk ketawa? Jatuhkan saja sebutir air mata di atas lukamu, biar lukamu tahu ada jiwa yang harus ditumbuhkan. Jangan terlalu lama...waktu tidak akan menunggumu. Banyak beban luar biasa di sepanjang pendewasaanmu, aku tahu. Ayo kamu harus tetap berjalan! Sudah bisa kakimu menopang pundakmu lagi? Berdirilah...jangan terlalu lama singgah! Banyak luka yang harus sembuh, Banyak kahilangan yang harus direlakan, Banyak sekitar yang harus kamu ikut tumbuhkan, Banyak jarak yang harus kamu lewati tanpa peduli rintangan, Banyak kesembuhan yang kamu nantikan. Siapkan pundaknya lagi ya, Scorpio yang suka warna hitam. KAMU HEBAT.

Hai Bakpao, apa kabar?

Hai kamu, kulihat di fotomu, kamu sehat ya. Alhamdulillah. Aku kangen :( Semenjak kamu menikah, kita jarang sekali deeptalk seperti sebelumnya loh hehe Aku cuma mau bilang terima kasih ke kamu. Terima kasih, karena kamu, aku jadi mulai berani kenal dengan orang baru, sudah tidak pemalu seperti waktu SMA. Terima kasih, karena kamu, aku salah sangka. Tadinya kukira kamu tidak bisa kesepian, selalu butuh teman, makanya kamu susul aku ke jakarta yang keras ini. Tapi setelah kita naik motor kena macet, banjir sampe larut malam, pergi kantor sebelum matahari terbit, mudik berdua, ke pasar, masak buat bekel, jajan cemilan kesukaan.. Ternyata aku baru sadar sekarang, justru aku yang takut kesepian dan selalu butuh ditemani, bukan kamu. Terima kasih, karena kamu selalu ada disaat aku ada di dasar, banyak masalah di kantor, di rumah. Sahabat yang selalu mengancam kalo aku nggak belajar keras untuk karirku. Ada waktu sakit, walaupun nggak ngapa-ngapain juga sih tapi seneng ada kamu, aku merasa ...

Kau Manusia Terbahagia?

Pikiran ini liar. Tak ada tempat menaruh, semakin kumuh. Meninggalkan masa lalu itu perlu? Jika mudah, boleh aku menumpang agar bisa menjauh? Tertawalah, seolah kau manusia terbahagia. Tak apa.

WAKTU

Berbicara waktu memang tidak akan habis Bukan karena waktu terus berjalan Bukan… Berjalanlah bersamanya sebelum semua yang kau lewati sekarang akan menghinamu Tak mudah membicarakan kehilangan, selalu miris Pembaharuannya tak luput atas waktu, namun tak satu pun sadar Pedihmu akan diobati, lukamu akan dibalut, kecewamu akan digantikan Pemahaman atas kehidupan selalu berulang namun selalu tak paham Akan ada penjelas abadi, tak dijelaskan melalui lisan Ia paham keterbatasan, keterbatasan yang selalu membawamu kepengertian yang bukan menjadi tujuan Perlahan namun mengajarkan dalam diam Waktu berharap kau terus mengerti bahwa ia ada tanpa dilihat Bersahabatlah dengan waktu Sebelum kau dibunuh kebodohan Sebelum harapanmu dimatikan Sebelum dijadikan masa lalu dengan orang yang kau siakan Ia tak mengharapkan ucapan terima kasihmu, itu tak penting

Siapa akan mengerti kapan waktu?

Siapa akan mengerti kapan waktu? Hidup itu bukan perlombaan, yang selalu dituntut sebelum waktunya habis.. Menurutku bukan berlomba menjadi baik..tapi siapa yang menginginkannya akan menjadi yang terbaik, itu pasti.. Aku pernah mejalani peran dalam cerita.. Biarkan aku sedikit membuat kalian membayangkannya.. Awal yang sulit dijelaskan bagaimana.. Yang jelas setiap waktu yang sengaja dihabiskan justru malah bertambah.. Aku tak pernah salah jika aku menyebutnya cinta kala itu, kala waktu masih berputar lambat.. Agar aku masuk lebih dalam dan terlalu dalam.. Jika aku menutup mataku kala itu, aku akan melihat segala sesuatunya akan berubah menjadi hal yang kalian sebut ketika kutanya “apa yang paling indah”.. Lalu siapa akan mengerti kapan waktu? Aku tidak pernah menyebutnya sebuah kehilangan, percayalah itu sangat menyakitkan dari apapun.. Hanya saja waktunya semakin menjauh, hanya bisa dilihat dengan memalingkan wajahmu kearah tengkukmu sendiri.. Tertingga...

TIDAK PERNAH AKU PINTAR!!

Kenapa aku harus marah? bukannya itu justru membuang waktu bersamanya? bodoh!!