Meski aku berubah, namun aku tetaplah aku
Kini aku hadir dengan degupan jantung dan laju darah segar yang baru. Aku ingin bangkit dari segala yang telah menimbunku kemarin. Aku memang tidak berubah menjadi rupawan, namun aku telah merubah semua jalan pikiranku menjadi pikiran yang insyaallah indah dirasakan. Dan aku tidak pula berubah menjadi kaya, namun aku telah memperkaya keislamanku dari jauh hari sebelumnya.
Wahai kau yang telah mencampakkan aku di sana, sungguh malu aku terlalu lama menyesalinya. Sehingga tak kulihat jalan depan yang sebenarnya akan membawaku menembus kepalsuan juga kegelapan. Betapa bodohnya aku terlalu menggantungkanmu di dalam roda hidupku. Namun kau bukan musuh bagiku meski kau telah senonoh terhadapku.
Heii kau kawan yang sedang menungguku di depan, aku akan berlari untuk menghampirimu. Kita daki gunung tinggi itu, yang kata orang belum ada satu pun kaki mampu melewatinya. Kita pasang jala untuk menangkap cerita fiksi dunia. Cerita cinta, yang kadang membuat orang lupa bahwa Tuhan yang sebenarnya patut dicinta. Cerita bahagia, yang tak jarang membuat orang-orang lupa akan apa yang telah dilewati sebelumnya. Cerita duka, yang banyak membuat orang lupa akan indahnya perjalanan hidup ini sehingga tak sedikit orang putus asa.
Ini bukan sekedar tulisan ungkapan hati, namun juga pembelajaran yang berarti. Tembok yang kubangun dengan diameter lebih besar, insyaallah akan menghalangiku dari segala kejahanaman. Saluran air yang kubuat lebih lebar dan panjang, akan menyirami hati ini saat terbakar api yang menghanguskan sehingga tak ada lagi kejadian 'terpuruk lama'.
Meski aku berubah, namun aku tetaplah aku.
Komentar
Posting Komentar